• Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
Sabtu, Agustus 2, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Narata
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
No Result
View All Result
Narata
No Result
View All Result

Universitas di Afrika Selatan Suntikkan Isotop Radioaktif ke Tanduk Badak untuk Cegah Penyelundupan

by Aan
Agustus 1, 2025
in Lingkungan
Seekor badak yang dibius terbaring tak sadarkan diri saat Prof. James Larkin menggunakan semprotan identifikasi setelah dengan hati-hati menanamkan radioisotop ke dalam cula badak tersebut, disaksikan oleh anggota lain dari Proyek Rhisotope di Mokopane, Afrika Selatan. (Foto: Emmanuel Croset/AFP/Getty Images)

Seekor badak yang dibius terbaring tak sadarkan diri saat Prof. James Larkin menggunakan semprotan identifikasi setelah dengan hati-hati menanamkan radioisotop ke dalam cula badak tersebut, disaksikan oleh anggota lain dari Proyek Rhisotope di Mokopane, Afrika Selatan. (Foto: Emmanuel Croset/AFP/Getty Images)

Narata.co, Johannesburg — Universitas Witwatersrand di Afrika Selatan meluncurkan kampanye anti-perburuan dengan menyuntikkan isotop radioaktif ke tanduk badak. Isotop tersebut diklaim tidak membahayakan hewan, namun dapat terdeteksi oleh sistem keamanan nuklir di bandara dan perbatasan.

Lima ekor badak telah disuntik dalam peluncuran Proyek Rhisotope yang melibatkan kerja sama antara universitas, pejabat energi nuklir, dan kelompok konservasi. Proyek ini bertujuan mengurangi perdagangan ilegal tanduk badak melalui deteksi radioaktif.

“Tanduk yang telah disuntik bisa terdeteksi bahkan di dalam kontainer pengiriman berukuran 40 kaki. Ini meningkatkan kemungkinan penyitaan dan penangkapan penyelundup,” kata Kepala Ilmuwan Proyek Rhisotope, James Larkin, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (1/8/2025).

Ia menyebutkan bahwa uji coba sebelumnya pada 20 badak menunjukkan proses penyuntikan aman bagi hewan. Isotop yang digunakan memicu alarm pada detektor radiasi meski dalam jumlah rendah.

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasi badak dunia menurun dari sekitar 500.000 ekor pada awal abad ke-20 menjadi sekitar 27.000 saat ini. Afrika Selatan memiliki populasi badak terbesar, yakni sekitar 16.000 ekor, namun menghadapi perburuan tinggi dengan rata-rata 500 ekor dibunuh setiap tahun.

Universitas Witwatersrand mengimbau pemilik taman margasatwa dan otoritas konservasi untuk ikut menyuntikkan tanduk badak mereka guna mencegah perburuan dan penyelundupan.

Tags: Afrika-SelatanAnti-PerburuanBadaksatwa-dilindungi
Aan

Aan

Next Post
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata).(Foto: Jayne Jenkins / Coral Reef Image Bank)

Jejak Genetik Ungkap Identitas Unik Penyu di Laut Indonesia

Recommended

Seekor badak yang dibius terbaring tak sadarkan diri saat Prof. James Larkin menggunakan semprotan identifikasi setelah dengan hati-hati menanamkan radioisotop ke dalam cula badak tersebut, disaksikan oleh anggota lain dari Proyek Rhisotope di Mokopane, Afrika Selatan. (Foto: Emmanuel Croset/AFP/Getty Images)

Universitas di Afrika Selatan Suntikkan Isotop Radioaktif ke Tanduk Badak untuk Cegah Penyelundupan

1 hari ago
99fd1c1f e6be 4419 96b7 e0606927d2aa

Praktik Culas Perdagangan Oli Palsu Terbongkar, 3 Pelaku Diringkus

2 minggu ago

Popular News

    • Redaksi
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Tentang Kami
    • Kode Etik Jurnalistik

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    No Result
    View All Result
    • Home
    • News
    • Komunitas
    • Lingkungan
    • Indepth
    • Olahraga

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In
    Are you sure want to unlock this post?
    Unlock left : 0
    Are you sure want to cancel subscription?