Narata.co, Medan — Seluas 1.804,95 hektare lahan hutan di Sumatera Utara terbakar sejak Januari hingga pertengahan Juli 2025. Gubernur Sumut Bobby Nasution menyebut kebakaran disebabkan oleh musim kemarau dan kebiasaan warga membuka lahan dengan cara dibakar.
“Penyebab utama kebakaran hutan adalah kemarau dan kebiasaan warga membuka lahan dengan membakar. Kita sudah minta bupati dan wali kota untuk menyosialisasikan ke masyarakat agar menghentikan cara itu,” kata Bobby di Kantor Gubernur Sumut, Jumat (18/7/2025).
Bobby menyampaikan, kebakaran paling banyak terjadi di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Pemprov Sumut berencana mengajukan rekayasa cuaca ke BMKG untuk memicu hujan buatan di kawasan tersebut.
“Wilayah Danau Toba sudah masuk musim kemarau. Curah hujan juga rendah, di bawah 30 milimeter. Kita sedang ajukan modifikasi cuaca,” ujarnya.
Ia juga menyebut beberapa kabupaten lain yang terdampak sedang menyiapkan surat pengajuan serupa agar modifikasi cuaca bisa dilakukan bersama-sama.
Sekretaris Daerah Sumut Togap Simangunsong menuturkan bahwa kebakaran terjadi di banyak titik sejak awal 2025. Ia menyebut dampaknya sangat serius, khususnya di kawasan Danau Toba yang menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark.
“Karhutla mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu sektor pariwisata, dan menurunkan kualitas udara,” ujar Togap dalam Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (17/7).
Togap meminta adanya patroli terpadu, penyuluhan ke masyarakat, serta pelibatan tokoh adat dan agama dalam edukasi pencegahan karhutla.
Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, mencatat 80 kejadian kebakaran hutan dan lahan sepanjang tujuh bulan terakhir. Sebanyak 40 kejadian di antaranya terjadi di kawasan KSPN Danau Toba.
Wilayah di luar KSPN yang terdampak karhutla yaitu Tapanuli Tengah 10 kejadian, Padang Lawas Utara 7 kejadian, Sibolga 5 kejadian, Langkat 4 kejadian, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, Padang Lawas masing-masing 2 kejadian, Tapanuli Selatan, Batu Bara, Deli Serdang, Mandailing Natal, Nias Barat, Sergai, dan Padang Sidempuan masing-masing 1 kejadian.
Kemudian, wilayah KSPN Danau Toba yang terdampak yakni Tapanuli Utara 2 kejadian, Samosir 12 kejadian, Toba 9 kejadian, Karo 6 kejadian, Simalungun 4 kejadian, Humbang Hasundutan dan Dairi masing-masing 3 kejadian.