Narata.co, Tanjungbalai – Rumah Ridho Damanik, Ketua DPC Pemuda Islam, sekaligus pengacara PERADI yang berada di Komplek Perumahan PNS Sei Raja Blok B Nomor 28, dilempari oleh 2 orang tak dikenal (OTK) pada Kamis (17/7) dini hari sekitar pukul 02.55 WIB.
Insiden tersebut diduga terkait dengan sorotan Ridho terhadap dugaan penyimpangan reklamasi Sungai Asahan.
Peristiwa pelemparan tersebut terjadi saat Ridho baru saja masuk ke rumah dan sedang bermain ponsel di sofa. Tiba-tiba, terdengar suara ledakan yang disusul oleh suara pecahan keras.
Dari balik jendela, Ridho melihat batu bata masuk ke dalam rumah, dan seketika itu juga ia melihat 2 pria mengendarai sepeda motor metim melarikan diri terburu-buru.
“Waktu itu aku baru masuk ke rumah sekitar jam 2, namun masih main Handphone di sofa sembari menunggu tidur, tiba-tiba terdengar semacam suara ledakan, kukira gas LPG yang meledak, selang beberapa detik, terdengar suara pecahan yang kuat kedua kalinya, kemudian dari jendela terlihat batu-bata masuk melewati tirai, lalu kulihat dari balik tirai, terlihat dua orang pria mengendarai sepeda motor metim lari terburu-buru,” kata Ridho.
Ridho telah melaporkan kejadian i j kepada aparat Kepolisian Sektor Sei Tualang Raso dan langsung ditanggapi oleh Kapolsek Sei Tualang Raso, Iptu H. Karo-karo.
Ridho menduga kuat pelemparan ini bentuk teror untuk membungkam dirinya terkait beberapa masalah yang sedang ia soroti.
“Aku gak punya musuh bang, tapi beberapa waktu belakangan, aku sedang menyoroti Reklamasi Sungai Asahan yang sudah tidak sesuai dengan MoU. Bahkan saat ini, di atas reklamasi tersebut dibangun beberapa rumah ibadah sekelompok etnis tertentu. Jadi mungkin ada pihak-pihak yang panas dan tidak senang jika permasalahan ini terungkap,” jelas Ridho.
Ridho menekankan, tidak seharusnya berspekulasi lebih jauh, mengingat kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian.
Ridho berharap masyarakat mendukung penuh upaya kepolisian dalam mengungkap kasus teror ini agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
“Ini sebuah ancaman terhadap orang-orang yang ingin memperjuangkan sebuah kebenaran,” pungkasnya.