• Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
Minggu, Agustus 3, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Narata
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
No Result
View All Result
Narata
No Result
View All Result

The Clinic-Pediatric Care Angkat Isu Gizi, Imunisasi, dan Sunat dalam HAN 2025

by Aan
Juli 18, 2025
in News
7506bf63 5746 40eb 896c 2ad66405f590

Talk show The Clinic-Pediatric Care Medan. (foto: narata/Rep)


Narata.co, Medan — Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional (HAN) 2025, The Clinic-Pediatric Care Medan menggelar talk show bertema Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045, Jumat (18/7/2025). Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber dari bidang kesehatan anak untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga tumbuh kembang anak sejak dini.

Ahmad Husaini Dongoran dari Power Team menjelaskan pentingnya sunat atau sirkumsisi sebagai bagian dari upaya membentuk generasi sehat dan berkualitas. Ia menyebutkan bahwa sunat bukan hanya ajaran agama atau tradisi, tetapi juga prosedur medis yang memberikan banyak manfaat.

“Sunat dapat mencegah infeksi saluran kemih, mengurangi risiko infeksi menular seksual, hingga mencegah kanker penis. Bahkan pimosis—kondisi kulup yang menutup ujung penis dan menyebabkan sulit buang air kecil—dapat diatasi dengan sunat,” ujarnya.

Ia menambahkan, hasil penelitian di Turki menunjukkan bahwa bayi di bawah usia satu tahun yang disunat memiliki waktu penyembuhan lebih cepat dan biaya yang lebih ringan.

“Regenerasi jaringan pada bayi jauh lebih baik. Itu sebabnya kami mendorong sunat dilakukan sejak dini,” katanya.

Power Team saat ini telah menjangkau dua angkatan tim dan menargetkan untuk menyasar seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara sebelum memperluas program ke tingkat nasional.

Sementara itu, dr Halidah Rahma Nst menyoroti pentingnya mencegah stunting sejak 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

“Jika nutrisi tercukupi pada masa itu, maka perkembangan kognitif, motorik, dan daya tahan tubuh anak akan optimal. Namun jika tidak, dampaknya bisa berlangsung hingga dewasa,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya protein hewani dalam pemenuhan nutrisi anak.

“Protein hewani mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Sayuran termasuk mikronutrien, sedangkan yang dibutuhkan untuk mencegah stunting adalah makronutrien,” tuturnya.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 dari Kementerian Kesehatan, angka stunting secara nasional turun menjadi 19,8 persen. Namun, angka di Sumatera Utara justru meningkat menjadi 22 persen, melampaui rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan perhatian terhadap pemenuhan gizi dan pemantauan pertumbuhan anak, terutama setelah usia satu tahun.

Halidah juga mengingatkan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala. Untuk anak di bawah usia satu tahun, pemantauan sebaiknya dilakukan setiap bulan. Untuk anak usia 1–2 tahun dilakukan setiap tiga bulan, dan setelah dua tahun dilakukan minimal enam bulan sekali hingga satu tahun sekali.

Ia menambahkan bahwa tidak semua anak bertubuh pendek mengalami stunting, namun anak yang stunting pasti memiliki postur pendek. Oleh karena itu, diagnosis harus mengacu pada kurva pertumbuhan WHO dan dilakukan secara menyeluruh.

Pada kesempatan yang sama, dr Muhammad Akbar, Sp.A, menekankan pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap berbagai penyakit menular.

“Imunisasi bukan hanya mencegah anak jatuh sakit, tetapi juga melindungi masa depannya. Penyakit seperti TBC, polio, campak, dan difteri bisa dicegah dengan imunisasi. Jika sudah terinfeksi, dampaknya bisa permanen dan tidak bisa dikembalikan seperti semula,” ujarnya.

Akbar juga menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya imunisasi, meskipun program tersebut disediakan secara gratis oleh pemerintah.

“Berdasarkan data klinik, dari banyak anak yang berkonsultasi, hanya sebagian kecil yang sudah mendapat imunisasi lengkap. Padahal imunisasi seperti PCV dapat mencegah infeksi saluran pernapasan atas yang kerap menyerang anak-anak,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa penularan penyakit pada anak sering kali berasal dari orang dewasa di sekitar mereka.

“Terkadang karena terlalu sayang, orang tua langsung memeluk anak sepulang kerja tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Padahal bisa saja membawa kuman. Sebaiknya mandi atau membersihkan diri sebelum kontak dengan anak,” sarannya.

Ketiga narasumber sepakat bahwa membangun generasi emas Indonesia 2045 harus dimulai dengan memastikan anak-anak tumbuh sehat, terlindungi, dan mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan serta pendidikan yang memadai. Upaya ini membutuhkan keterlibatan orang tua, tenaga medis, masyarakat, dan dukungan penuh dari pemerintah.

Tags: Hari-Anak-NasionalMedan
Aan

Aan

Next Post
8fcd7621 d0a4 478c b44f 3677132561f9

Pakar: Epilepsi Bukan Kutukan, Butuh Diagnosis Tepat

Recommended

whatsapp image 2025 07 29 at 17.22.51

Toyota Auto2000 Marelan Beri Promo Kemerdekaan, Cek Daftar Harganya!

5 hari ago
99fd1c1f e6be 4419 96b7 e0606927d2aa

Praktik Culas Perdagangan Oli Palsu Terbongkar, 3 Pelaku Diringkus

2 minggu ago

Popular News

    • Redaksi
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Tentang Kami
    • Kode Etik Jurnalistik

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    No Result
    View All Result
    • Home
    • News
    • Komunitas
    • Lingkungan
    • Indepth
    • Olahraga

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In
    Are you sure want to unlock this post?
    Unlock left : 0
    Are you sure want to cancel subscription?