Narata.co – Musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus) bukan hanya dikenal karena perannya dalam menghasilkan kopi luwak. Satwa mamalia ini juga memiliki kelenjar unik yang mengeluarkan aroma mirip pandan, berfungsi untuk komunikasi sosial, reproduksi, hingga pertahanan diri.
Pakar ekologi satwa liar dari IPB University, Dr Abdul Haris Mustari, menjelaskan kelenjar beraroma pandan itu berada di pangkal ekor dekat anus serta bagian bawah perut.
“Kelenjar ini menghasilkan campuran protein, lemak, dan senyawa kimia volatil. Aroma khas ini dikenal sebagai pandan gland,” katanya, dikutip dari laman resmi IPB University, Rabu (24/9/2025).
Menurut Haris, aroma kelenjar pandan berfungsi menandai teritori, mengenali sesama, menarik pasangan, menghindari konflik, hingga memberi sinyal peringatan kepada predator.
Secara alami, musang luwak tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan diintroduksi ke Sulawesi, Maluku, serta Nusa Tenggara. Namun, populasinya kini terancam akibat hilangnya habitat, perburuan, dan perdagangan.
“Sayangnya, populasi musang luwak terus menurun. Musang sering dianggap hama karena memangsa ternak unggas, padahal makanan alaminya adalah buah-buahan, reptil, dan pengerat. Justru musang berperan penting dalam pengendalian hama secara alami,” ujar Haris.
Selain itu, musang berperan menyebarkan biji tumbuhan melalui feses, sehingga mendukung regenerasi hutan. Musang bahkan membantu memecahkan dormansi benih palem seperti enau dan pinang hutan agar lebih cepat berkecambah.
Di sisi lain, musang juga memiliki nilai ekonomi, baik sebagai penghasil kopi luwak maupun bahan parfum dari aroma pandan alaminya.
Haris menegaskan penurunan populasi musang luwak dapat berdampak pada ekosistem, mulai dari ledakan hama hingga terganggunya regenerasi hutan.
“Musang luwak merupakan bagian dari kekayaan hayati yang harus dilestarikan. Biarkan mereka hidup dan berkembang biak secara alami agar ekosistem tetap seimbang,” katanya.



