• Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kontak Kami
  • Kebijakan Privasi
Minggu, Desember 7, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Narata
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Advertorial
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Advertorial
No Result
View All Result
Narata
No Result
View All Result

Amnesty Desak Investigasi Independen atas Delapan Korban Jiwa dalam Aksi Protes di Indonesia

by Redaksi
September 2, 2025
in News
Aksi unjuk rasa di Jakarta. (Foto: Iqro Rinaldi via Unsplash)

Aksi unjuk rasa di Jakarta. (Foto: Iqro Rinaldi via Unsplash)

Narata.co, Jakarta — Amnesty International mendesak pemerintah Indonesia melakukan investigasi independen dan imparsial terkait delapan korban jiwa yang tewas dalam aksi protes sejak 25 Agustus 2025. Aksi yang dipicu isu upah rendah, kenaikan pajak, dan tunjangan legislator itu memicu bentrokan antara demonstran dan aparat di berbagai daerah.

Direktur Riset Regional Amnesty International, Montse Ferrer, menilai penggunaan kekuatan oleh aparat dalam penanganan unjuk rasa tidak proporsional. 

“Meningkatnya jumlah korban jiwa sangat mengkhawatirkan. Tidak seorang pun seharusnya kehilangan nyawa saat menjalankan hak kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai,” kata Ferrer dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).

Amnesty menyoroti kasus tewasnya pengemudi ojek online di Jakarta setelah ditabrak kendaraan taktis Brimob pada Kamis (28/8/2025). Polisi menyatakan tujuh personelnya tengah diperiksa terkait insiden tersebut. Sejumlah korban lain juga jatuh di Makassar, Solo, dan Yogyakarta akibat bentrokan, kebakaran gedung, maupun dugaan kekerasan aparat.

Amnesty mengecam instruksi Kepala Kepolisian RI yang memerintahkan penggunaan peluru karet terhadap massa di kompleks Markas Brimob Jakarta. Menurut lembaga itu, senjata semacam itu hanya boleh digunakan dalam kondisi luar biasa, oleh personel terlatih, dan tidak ditembakkan secara sembarangan ke kerumunan.

Organisasi HAM yang berbasis di London itu mengingatkan agar pemerintah tidak menjadikan insiden kekerasan sporadis sebagai alasan mengekang demonstrasi damai. 

“Alih-alih melakukan penindakan brutal, otoritas seharusnya menghormati, memfasilitasi, dan melindungi hak masyarakat untuk berkumpul dan menyampaikan pendapat,” kata Ferrer.

Tags: Amnesty-InternationalDemonstrasiIndonesiaJakartaMedan
Redaksi

Redaksi

Next Post
Polwan membagikan bunga kepada ojol di depan Polda Sumatera Utara. (Foto: Humas Polda Sumut)

Hari Polwan ke-77, Komnas Perempuan Dorong Pengarusutamaan Gender di Kepolisian

Recommended

Poster penolakan Soeharto diberi gelar Pahlawan Nasional. (Foto: Amnesty International Indonesia)

Soeharto Tak Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

4 minggu ago
whatsapp image 2025 07 29 at 17.22.51

Toyota Auto2000 Marelan Beri Promo Kemerdekaan, Cek Daftar Harganya!

4 bulan ago

Popular News

    • Redaksi
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Tentang Kami
    • Kode Etik Jurnalistik
    • Kontak Kami
    • Kebijakan Privasi

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    No Result
    View All Result
    • Home
    • News
    • Komunitas
    • Lingkungan
    • Indepth
    • Olahraga
    • Advertorial

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In
    Are you sure want to unlock this post?
    Unlock left : 0
    Are you sure want to cancel subscription?