Narata.co, Tanjungpinang — Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bersama Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) resmi memulai implementasi Program Result Based Payment (RBP) Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) Green Climate Fund (GCF) Output 2 di wilayah Kepulauan Riau.
Kegiatan kick-off program ini menandai dimulainya langkah konkret penguatan pengelolaan hutan berkelanjutan untuk mendukung upaya pengurangan deforestasi dan degradasi hutan di daerah tersebut. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kepri, Hendri, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga ekosistem hutan.
“Upaya mitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan hutan yang lestari harus menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam mewujudkan target penurunan emisi,” ujar Hendri, Jumat (10/10/2025).
Rangkaian kegiatan diisi dengan sejumlah pemaparan materi dari berbagai instansi. Kepala Bidang Konservasi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Penegakan Hukum DLHK Kepri Anna Rosa Manalu menjelaskan arah kebijakan daerah dalam mendukung pelaksanaan REDD+.
Sementara itu, perwakilan Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup Dinik Indriastuti memaparkan pembaruan kebijakan nasional melalui Stranas REDD+ 2021–2030.
Baca juga: Pengurangan Emisi dan Perlindungan Ekosistem: PETAI-BPDLH Kerja Sama Pengelolaan RBP REDD+
Dari sisi pendanaan, Project Leader PMU RBP GCF Output 2 BPDLH Gladi Hardiyanto menjelaskan kerangka kerja skema pendanaan berbasis hasil (result-based financing) untuk mendukung aksi nyata pengurangan emisi di daerah.
Direktur Eksekutif Yayasan PETAI Masrizal Saraan turut menjabarkan strategi implementasi proyek, termasuk penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas, serta kegiatan rehabilitasi dan konservasi di wilayah Kepri.
Dalam sesi berikutnya, Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian dan SDA Bappelitbang Kepri Zulkarnain Adijaya menyoroti pentingnya sinergi multipihak dalam pencapaian target emisi, sementara akademisi Edy Akhyari mengulas tantangan dan strategi mitigasi di tingkat lapangan.
Diskusi panel yang dimoderatori oleh Muammar BM menghasilkan kesepahaman untuk memperkuat koordinasi, pendanaan, dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan. Seluruh pihak sepakat mendukung implementasi Program RBP REDD+ GCF Output 2 di Kepulauan Riau sebagai langkah nyata menuju pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan rendah emisi



