Arne Slot memberikan penghormatan emosional kepada Diogo Jota dalam wawancara pertamanya sejak penyerang Liverpool itu meninggal dunia secara tragis minggu lalu.
The Reds akan kembali berlaga pada hari Minggu ini saat mereka memulai persiapan pra-musim dengan pertandingan persahabatan melawan tim Championship, Preston.
Laga ini menjadi yang pertama bagi Liverpool sejak Jota dan saudara laki-lakinya, Andre Silva, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil yang terjadi pada dini hari di wilayah utara Spanyol.
Setelah kepergian Jota, Liverpool mengumumkan bahwa nomor punggung 20 miliknya akan dipensiunkan sebagai bentuk penghormatan kepada penyerang asal Portugal tersebut. Slot menegaskan bahwa itu adalah hal paling minimal yang bisa dilakukan klub.
“Kami akan selalu membawa dia dalam hati kami, dalam pikiran kami, ke mana pun kami pergi,” kata Slot kepada situs resmi Liverpool, seperti dilansir Daily Mail.
“Mungkin terutama di momen-momen sulit karena alasan yang sudah saya katakan. Tapi dalam situasi apa pun, kami akan membawa dia bersama kami dalam pikiran dan hati.”
“Memensiunkan nomornya adalah satu hal yang bisa, harus, dan sudah kami lakukan.”
Menjelang laga persahabatan hari Minggu di Deepdale, pelatih asal Belanda itu menceritakan betapa sulitnya kembali fokus pada sepak bola setelah tragedi tersebut.
Slot juga menambahkan bahwa dirinya mengambil inspirasi dari Jota untuk membantu para pemainnya melangkah ke depan.
“Tidak ada yang terasa penting ketika kita mengingat apa yang telah terjadi,” lanjutnya.
“Tapi kami adalah klub sepak bola, dan kami harus berlatih, kami harus bermain lagi—mau tidak mau.”
“Saya sudah mengatakan ini ke para pemain, dan saya juga bisa menyampaikannya di sini. Sangat sulit menemukan kata-kata yang tepat karena kami terus bertanya-tanya: apa yang pantas? Apa tindakan yang tepat? Apa yang pantas untuk dikatakan? Bisakah kami berlatih lagi? Bisakah kami tertawa lagi? Bisakah kami marah jika ada keputusan yang salah?”
“Saya bilang kepada mereka, mungkin hal terbaik yang bisa kami lakukan adalah menghadapi situasi ini seperti Jota. Yang saya maksud adalah, Jota selalu menjadi dirinya sendiri, tidak peduli apakah dia sedang berbicara dengan saya, rekan setim, atau staf, dia selalu menjadi dirinya sendiri.”
“Jadi, mari kita coba menjadi diri kita sendiri juga. Jika kita ingin tertawa, tertawalah; jika ingin menangis, menangislah. Jika mereka ingin berlatih, silakan berlatih; jika tidak ingin, tak apa.”
“Tapi tetaplah menjadi diri sendiri, jangan merasa harus berbeda dari apa yang dirasakan oleh emosi kalian.”