Narata.co — Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan bersama BMKG, BNPB, BPBD Provinsi Riau, dan TNI AU memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga di Provinsi Riau. Operasi ini dilakukan selama 10 hari dalam masa perpanjangan status tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Riau.
Pelaksanaan OMC didanai Kementerian Kehutanan dan merupakan tindak lanjut arahan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk memperkuat pencegahan karhutla melalui langkah cepat dan kolaboratif.
Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status tanggap darurat karhutla sejak 22 Juli hingga 4 Agustus 2025 melalui Keputusan Gubernur Nomor 682 Tahun 2025. Berdasarkan evaluasi, status tersebut diperpanjang dua minggu. Penanggulangan dilakukan melalui operasi pemadaman darat oleh Manggala Agni bersama Satgas Pengendalian Karhutla Riau, serta operasi udara meliputi patroli, water bombing, dan OMC.
Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan, Dwi Januanto Nugroho, mengatakan OMC merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mengantisipasi karhutla. “Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama Kementerian Kehutanan dan BMKG, serta dukungan BNPB, BPBD, dan TNI AU,” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (13/8/2025).
Data Kementerian Kehutanan mencatat, sepanjang Juli 2025 terjadi 142 kejadian karhutla di Riau dengan luas 1.768,01 hektare. Hingga 9 Agustus 2025, tercatat tambahan 93 kejadian dengan luas sekitar 1.150,60 hektare. Saat ini Manggala Agni masih melakukan pemadaman dan pendinginan di Indragiri Hilir dan Rokan Hilir.
Tahap pertama OMC berlangsung pada 2–12 Mei 2025, sedangkan tahap kedua pada 21 Juli–9 Agustus 2025 dengan dukungan BNPB. Berdasarkan pantauan curah hujan, Kabupaten Rokan Hilir mengalami hujan lima hari, dan Rokan Hulu delapan hari selama pelaksanaan tahap kedua.
Menurut Dwi, OMC merupakan inovasi pencegahan permanen karhutla yang dijalankan sejak 2015 dan mampu menurunkan luas karhutla hingga 77% pada 2024 dibandingkan 2019. OMC berfungsi membasahi lahan gambut agar tinggi muka air tanah tetap terjaga.



