• Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kontak Kami
  • Kebijakan Privasi
Minggu, Desember 7, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Narata
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Advertorial
  • Home
  • News
  • Indepth
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Advertorial
No Result
View All Result
Narata
No Result
View All Result

Pakar Sebut Telur Ayam Bibit Tidak Layak Konsumsi, Ini Alasannya

by Redaksi
November 4, 2025
in News
Ilustrasi telur ayam. (Foto: Daniel Tuttle via Unsplash)

Ilustrasi telur ayam. (Foto: Daniel Tuttle via Unsplash)

Narata.co – Guru Besar Ilmu Ternak Unggas IPB University, Prof Niken Ulupi, menegaskan bahwa telur ayam pedaging bibit (fertil) tidak layak dikonsumsi maupun diperjualbelikan di pasar karena sifatnya yang mudah rusak dan berisiko membusuk.

“Telur fertil yang tidak memenuhi syarat untuk ditetaskan tak boleh dijual di pasar. Kualitasnya rendah, masa simpannya pendek, dan mudah membusuk,” ujar Niken dalam keterangan tertulisnya.

Niken menjelaskan bahwa telur ayam bibit berbeda dengan telur konsumsi yang biasa beredar di pasaran. Telur konsumsi berasal dari ayam petelur komersial yang seluruhnya betina dan menghasilkan telur infertil tanpa pembuahan.

Baca juga: Pakar Ekologi Satwa Liar: Musang Luwak Punya Kelenjar Pandan, Berperan Jaga Ekosistem Hutan

Sementara telur fertil dihasilkan dari ayam betina yang dibuahi oleh pejantan, sehingga di dalamnya terdapat embrio. “Telur jenis ini harus disimpan pada suhu rendah. Jika dibiarkan pada suhu ruang, embrio bisa berkembang sebagian dan membuat telur cepat busuk,” terangnya.

Menurut Niken, ayam memiliki tujuan pemeliharaan yang berbeda, misalnya ada yang khusus menghasilkan telur, ada pula yang dikembangkan untuk daging.

“Ayam broiler komersial hanya dipelihara sekitar lima minggu untuk dipotong, jadi tidak sampai bertelur. Sedangkan ayam pedaging bibit atau breeder broiler memang dipelihara untuk menghasilkan telur tertunas (fertil) yang ditetaskan menjadi bibit broiler,” katanya.

Meski kandungan gizinya hampir sama dengan telur konsumsi, risiko kerusakan telur fertil jauh lebih tinggi. Karena itu, telur jenis ini tidak diperuntukkan bagi konsumsi masyarakat umum.

Selain alasan keamanan pangan, Niken juga menilai penjualan telur dari industri pembibitan dapat mengganggu stabilitas harga telur konsumsi di pasaran.

Dosen Fakultas Peternakan IPB University ini mengimbau masyarakat agar memahami perbedaan antara telur konsumsi dan telur fertil. “Pemahaman ini penting agar masyarakat dapat memilih telur yang aman, bergizi, dan sesuai peruntukannya,” tutupnya.

Tags: AyamIPB-UniversityKesehatanTelurTelur-AyamUnggas
Redaksi

Redaksi

Next Post
Pencetak gol kemenangan PSMS Medan atas Persiraja Banda Aceh dalam lanjutan Liga 2 Championship di Stadion Utama Sumatra Utara, Sabtu 25 Oktober 2025. (Foto: Media Officer PSMS)

PSMS Didenda Rp60 Juta Akibat Pelanggaran Suporter saat Laga Kontra Persiraja

Recommended

img 2057

Gempa Rusia Berpotensi Tsunami di Wilayah Indonesia

4 bulan ago
Maskapai Lion Air. (Foto: Fasyah Halim via Unsplash)

Penumpang Sebut Ada Bom, Lion Air JT-308 Jakarta-Kualanamu Kembali ke Apron 

4 bulan ago

Popular News

    • Redaksi
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Tentang Kami
    • Kode Etik Jurnalistik
    • Kontak Kami
    • Kebijakan Privasi

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    No Result
    View All Result
    • Home
    • News
    • Komunitas
    • Lingkungan
    • Indepth
    • Olahraga
    • Advertorial

    Copyright © 2025. Narata.co. All rights reserved.

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In
    Are you sure want to unlock this post?
    Unlock left : 0
    Are you sure want to cancel subscription?